Follow us on Facebook

Minggu, 06 Desember 2015

Cerita tentang Korupsi

                 Waktu itu pagi di suatu pasar di sebuah kecamatan kecil di Tuban, Jatim. Aku memarkirkan sepeda motorku di depan pasar yang dikelola oleh pihak berwenang di pasar itu. Seragam tukang parkirnya berwarna hijau mirip punya hansip lengkap dengan topi yang mengingatkanku pada topi KKN-ku. Jadi aku percayakan sepeda motorku di tangan bapak-bapak yang kalihatan “amanah” itu. Aku pun diberi karcis kecil lengkap dengan cap yang menandakan itu tempat parkir resmi. Setelah selesai belanja, aku pun menuju motorku, aku telah menyiapkan uang Rp.1000 untuk membayar parkir, namun aku urungkan karena ternyata di kertas hanya tertulis angka Rp.300. Aku pun hampir menyerahkan uang Rp.500 ketika bapak petugas parkir mengatakan aku harus bayar Rp.1000 karena aku manis (ehem), dan 1500 bagi orang jelek. Lalu aku nyolot.

“Di kertas ditulis Rp.300, kok bayarnya jadi Rp.1000 pak?” (telah aku artikan, bahasa sebenarnya bahasa kromo) Kataku dengan senyum mengejek

“Mbak kan bawa karcis yang tulisannya Rp.300, lalu karcis yang nempel di motor mbak kan juga Rp.300, jadinya Rp.600 to. Yang Rp.200 untuk beli rokok, Rp.200 untuk beli wedang (minuman)”

“berarti korupsi dong?”

“Ya nggak no, kan udah ngomong, korupsi kan ndak ngomong”

Tukang parkir lain, yang juga teman tukang parkir pertama ikut nimbrung. Aku menanyakan hal yang sama dan dia bilang gini.”sudah, jangan bilang siapa-siapa. Diikhlaskan saja, semoga sehat, blab la bla.”

Karena jengah dengan kelakuan mereka, aku pun tancap gas dan berlalu meninggalkan mereka yang masih ngoceh. Sampai rumah, aku bertanya pada bapakku. “pak, biasanya bapak bayar parkir di pasar berapa?” beliau menjawab:”Rp.500, kadang malah gak bayar soalnya mereka sudah kenal aku”
“aku tadi disuruh bayar Rp.1000”
“Kalo tahu anakku, pasti nggak ditarik Rp.1000, soalnya mereka sudah kenal aku”
Batinku:”waaa ini nepotisme namanya”

Itu sepenggal cerita bodoh yang aku alami di sebuah kota kecil di pelosok Tuban. Yang ingin aku katakan adalah:Korupsi ternyata telah mengakar dimana-mana, tak terkecuali di kota kecil yang jauh dari sorotan KPK, yang dilakukan aparat berwenang meskipun itu dalam jumlah yang kecil. Angka yang harusnya cuma 300, menjadi 1000, ckckck hampir 3 kali lipatnya! Bayangkan berapa keuntungan pegawai parkir itu. Aku yakin, dari pihak pengelola pasar (berarti pemerintah di kecamatan itu), mereka telah digaji. Tidak heran, para koruptor bisa korupsi buanyak berkali-kali lipat dari uang yang seharusnya menjadi haknya.

Waktu menulis ini, aku sebenarnya ingin sekali mencari cara untuk “melaporkan” perbuatan mereka ke pihak yang berwenang mengenai permasalahan perparkiran tadi, tapi di hatiku juga timbul keraguan: “yakin nung kamu mau melaporkan ini ke pihak yang berwenang? Kamu tahu dimana dan siapa? Kamu gak kasian sama dua petugas parkir itu yang pasti orang kecil?”

Hahahaha rasanya ingin tertawa karena dua hal: pertama, aku tahu perbuatan mereka curang. Namun aku memaksa diriku untuk tidak mau tahu karena merasa tidak berdaya dan tidak punya akses untuk melaporkan kedua bapak-bapak tadi. Kedua, apakah permasalahan kecil (korupsi 600) harus aku besar-besarkan? Kasihan mereka…

Itulah, menurutku, dua hal yang membuat korupsi terus mengakar bahkan di tempat, waktu, dan tokoh yang paling kecil sekalipun. Yap dua hal itu adalah: kita tak punya “sesuatu” yang siap untuk jadi pendengar dan rujukan ketika ada korupsi di sekitar kita, dan lalu dengan gagah berani mau meninjaklanjuti. Polisi? Aku, jujur saja, pesimis dengan mereka. Sayangnya KPK hanyalah sebuah tangan dewi keadilan yang hanya ada di ibu kota yang panjangnya tak menjangkau pelosok Tuban. Kedua: kita selalu berlagak jadi pemaaf dan membuat hal itu “umum” terjadi. Kita bahkan tak menganggapnya sesuatu kecurangan atau bahkan kejahatan. Jadi sikap permisif itulah yang terus saja membuat perbuatan curang itu beranak-pinak bahkan di lingkungan yang paling kecil sekalipun. 

Jujur, ketika nyolot seperti tadi kepada dua bapak yang agak tua yang juga dua tukang parkir koruptor, aku tak merasa berdosa sama sekali. Meskipun mereka dua bapak-bapak yang mungkin miskin dan memang telah tua…Aku tak akan bilang yang aku lakukan tadi benar, itu terserah pendapat anda-anda yang membaca note ini. 
Orang Indonesia itu terlalu pemaaf dan “sok baik”, makanya korupsi gak pernah mati, hehe.

JAM KORUPSI

              Di depan gerbang surga, banyak manusia yang mengantri untuk diadili oleh Tuhan…
Sambil mengantri, manusia yang baru pertama kali ke depan gerbang surga itu pun takjub, melihat di tembok gerbang surga terdapat JAM dan label negara-negara di dunia…
Tapi ada yang aneh dari jam tersebut, setiap negara mempunyai kecepatan putaran yang berbeda dengan jam negara lainnya… Melihat hal yang unik itu, salah seorang dari mereka bertanya,
Orang Filipina: “Malaikat, knapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?”
Malaikat: “Oh kecepatan putaran itu bedasarkan tingkat korupsi negara anda, semakin cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di negara anda.”
Orang Filipina: “Ooohhh begitu… (sambil berbisik ke yang lain) emang bener kata orang, si Estrada korupnya gila-gilaan… Tuh jam jadi bukti…”
Orang Thailand: “Wah brengsek! Ternyata Somchai Wongsawat juga korupsi! Pantes negara gue miskin!!”
Orang Singapore: “Hahahah jam negara gue Slow banget tuh… Kebukti negara gue bersih dari yang namanya Korupsi… Hahahaha”
Orang Indonesia: (melihat sekeliling, ga menemukan jam negaranya). Lalu dia pun bertanya, “Malaikat, kenapa jam negara saya ga adaaaa??? Saya tidak melihat adanya jam negara sayaaa…”
Malaikat: “Maaf, anda dari negara mana?”
Orang Indonesia: “Indonesia.”
Malaikat: “Sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini. Coba lihat kesana… Jam negara Anda kami pakai sebagai kipas angin…”
#mungkin jam Indonesia paling cepat sendiri,,jadi dibuat kipas angin...hahahaha
ini jadi sentilan buat para koruptor !!! grin emotikon

Selasa, 31 Maret 2015

Tikus-Tikus Kampus Yang Berdasi

Tikus-Tikus Kampus Yang Berdasi

Mungkin di tulisan saya ini saya akan mengungkap fakta-fakta yang terjadi di dalam kampus.

                Apakah kampus itu bersih dari para koruptor?
                Jawaban nya yang sangat tepat “TIDAK”
Add caption


Mungkin d sini saya saya akan sedikit mengangkat cerita tentang kampus dan tikus-tikus kampus yang rapi berjas dan berdasi.
Di kampus kita di ajarkan untuk berahlak baik berkelakuan baik tapi di suatu sisi kita juga di ajarkan untuk memakan hak-hak orang lain, di kampus juga tempat nya para tikus-tikus yang berdassi tersebut bukan hanya di pemerintahan .
Di kampus tikus-tikus tersebut terlihat bermartabat memakai jas, dasi tapi kelakuan nya tidak mencerminkan apa yang dia pakai , di balik semua apa yang di pakai nya tersebut terdapat hati hati yang teramat busuk.
Sudah banyak bukti yang dapat kita lihat kalau para tikus-tikus tersebut telah memakan apa yang bukan menjadi hak nya tersebut, dapat kita lihat seperti contoh “uang praktikum” ke mana pergi nya uang tersebut yang di bayar semua mahasiswa setiap semester ,bahkan dari fakulta-fakultas lain dan jurusan-jurusan lain selain fakultas sain dan teknologi juga ikut membayar uang praktikum trtsebut yang kita tau di fakultas selain sain dan teknologi tidak ada yang melakukan praktikum, toh di lab saintek yang saya tau karna saya sendiri anak saintek bahwa pasilitas yang ada di lab saintek tersebut juga tidak memadai tidak sesuai apa yang sudah kita bayar pada setiap semester nya, beribu ribu mahasiswa yang membayar uang praktikum ke mana uang tersebut di apakan uang tersebut?
Ketika mahasiswa mulai bersuara menanyakan ke mana perginya uang tersebut apa yang bisa di katakana pimpinan kampus, bahkan dia tidak tau berapa uang praktikum yang masuk setiap semester nya , itu semua sudah menjadi pertanyaan ?
Dan saya juga akan mengangkat masalah uang KKN (kuliah kerja nyata) mahasiswa, kenapa setiap mahasiswa melaksanakan kegiatan KKN (kuliah kerja nyata) selalu di pungut biaya bukan nya yang kita tahu bahwa uang KKN (kuliah kerja nyata) itu sudah mempunyai dana tersendir kenapa harus memungut kembali uang mahasiswa ,kalau memang memakai uang mahasiswa , kemana dana untuk KKN (kuliah kerja nyata) mahasiswa tersebut ,  apakah uang tersebut di gunain untuk keperluan pribadi, dan uang mahasiswa di pungut sebesar Rp 300.000 dan kemudian uang mahasiswa tersebut di kembalikan lagi lebih kurang separuh dari pembayaran pertama, kata itu bantuan untuk ongkos jalan, apa maksud nya semua itu??????
Bahkan yang lebih aneh nya lgi,  yang saya tau mahsiswa di kekang mahasiswa di larang menyampaikan anspirasi menyampaikan kritik , apabila mahasiswa  yang mulai mengkritik dan bersuara besar di cari dan di sidang para petinggi kampus dan di ancam untuk di keluarkan dari kampus.
Hal tersebut sudah terbukti kalau para pempinan kampus terebut takut kalau mahasiswa nya mengkritik dan memprotes hal yang terjadi di kampus, jikalau memang para petinggi-petinggi kampus tersebut kenapa harus mengekang mahasiswa yang ingn menyapaikan anspirasi.

Saya berharap kalau mahasiswa-mahasiswa yang yang peduli terhadap kampus jangan takut untuk mengkritkik hal yang salah dan meluruskan nya, kita sesame umat muslim di anjurkan untuk saling mengingatkan.

manusia seperti ini yang akan kita basmi bersama dari muka bumi ini.


Salam mahasiawa HIDUP MAHASISWA ,,,,,!!!

Salam mahasiawa

Senin, 16 Maret 2015

KEMANA PERGINYA HUKUM DAN KE ADILAN


KEMANA PERGINYA HUKUM DAN KE ADILAN


                    Masih adakah keadilan di Indonesia? Jawaban nya sudah jelas “TIDAK ADA”.


              Di Indonesia tidak ada lagi yang nama nya keadilan ,yang hanya ada sekarang adalah ke semenah-menahan oleh penegak hukum dan para petinggi-petinggi elit politik Indonesia terhadap rakyat kecil, rakyat miskin yang lemah dan tak mampu berbuat apa-apa, kekuasaan di Indonesia di pegang penuh oleh para petinggi elit politik, orang-orang yang kaya, dan orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi di Indonesia.

                Apakah ini yang di nama kan ke adilan, banyak rakyat kecil di luar sana orang-orang miskin kelaparan dan tidak mempunyai tempat tinggal ,ke mana pemerintah sekarang ini yang di beri kepercayaan oleh rakyat Indonesia ,yang di mana dia pasti nya dapt menikmati makanan yang amat enak tempat tinggal yang amat nyaman tetapi dia hanya memikirkan isi perut nya saja ,dia tidak memikirkan orang-orang miskin yang kelaparan di luar sana  dan tanpa dia sadar uang yang dia makan adalah uang rakyat miskin yang ke laparan, sangat miris untuk di lihat pada saat sekarang ini.

                Dan yang lebih tragis nya lagi hukum dan ke adilan di Indonesia dapat di beli hanya orang-orang kaya yang mempunyai banyak uang dan orang-orang yang di pandang hormat di Indonesia  lh yang mampu bembeli hukum dan keadilan tersebut. dan apa yang di terima rakyat kecil yang  lemah, miskin dan tak berdaya, hanya lah ketidak adilan yang di terima oleh nya dan dia pun hanya bisa gigit jari di buat nya.

                Sudah cukup banyak bukti yang dapt kita lihat bahwa hukum di Indonesia tidak adil, contoh kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia nenek aisyah yang di pidana dan menangis memohon ampun di pengadilan karna kasus pencurian kayu dan nenek tersebut di kenakan kasus ilegal loging, dan banyak kejadian lain yang tak semestinya di pidana seperti pencurian coco/coklat yang di lakukan seorang nenek, dan pencurian sandal jepit, yang semua itu di kenakan kasus pidana itu semua tidak masuk akal kalau menurut saya, banyak koruptor di luar sana yang mencuri dan memakan hak ribuan rakyat yang bebas berkeliaran keluar negri, dan bahkan anak menti yang terkait tentang pembunuhan bebas keluar negri untuk pergi liburan, anak selebritis yang terkait juga dalam kasus tabrakan dan menghilang kan nyawa 6 manusia tetapi sampai sekarang dia masih bebas,apakah ini yang nama nya hukum dan keadilan, “TIDAK”. sangat miris apa yang terjadi sekarang ini di indonesia.


 hukum dan keadilan di Indonesia semua nya hanya lh OMONG KOSONG yang tak berguana yang hanya berpihak ke  pada orang-orang yang mempunyai uang dan jabatan.

Monyet saja yang tak berotak tau kok mereka gak nyadar-nyadar ya,,,????


apa yang kamu pikirkan???

apa yang kamu pikirkan???
add my facebook ( https://www.facebook.com/yasir.bone )